Latar Belakang
Merokok merupakan
kegiatan yang sering kita jumpai di masyarakat ,padahal sejatinya merokok
merupakan kegiatan yang sangat berbahaya namun masih banyak masyarakat yang
melakukan aktivitas ini, bahkan beberapa masyarakat telah menganggap bahwa
rokok merupakan kebutuhan pokok dan
sudah menjadi sebuah kebiasaan tiap harinya dan jika mereka tidak melakukanya
mereka akan merasa ada sesuatu yang kurang bahkan bagi sebagian orang akan
kehilangan semangat . Kegiatan merokok
ini tidak hanya dilakukan oleh orang tua saja ,namun saat ini telah banyak
merambah dari mulai remaja bahkan telah sampai ke siswa Sekolah dasar.
Berdasarkan Riset
Kesehatan Dasar Kementrian kesehatan di indonesia sendiri jumlah perokok selalu
meningkat setiap tahunya, Riskesdas 2018 menunjukan bahwa terjadi peningkatan
prevalensi merokok penduduk usia 18 tahun dari 7,2% ditahun 2013 menjadi 9,1%
ditahun2018.
Secara Nasional,
Prevalensi perokok adalah sebesar 29 % dimana tiap Provinsi memiliki tingkat
Prevalensi yang berbeda-beda . Prevalensi perokok tertinggi di Indonesia adalah
Jawa Barata yakni sebesar (32,7%) sedangkan Prevalensi terendah adalah Provinsi
Papua yakni sebesar (21,9%)
Adapun Secara lengkap data mengenai Presentase
Perokok umur >10 tahun berdasarkan Provinsi di Indonesia menurut RISKESDA
2013 sebagai berikut :
Berdasarkan jenis kelamin, prevalensi merokok memiliki
kesamaan dari tahun-tahun sebelumnya, yaitu
prevalensi merokok pada laki-laki selalu lebih tinggi
daripada perempuan. Pada tahun 2013 prevalensi merokok
laki-laki dewasa meningkat dari 65,8% pada tahun 2010
menjadi 66%. Demikian juga proporsi perempuan
perokok
dewasa meningkat dari 6,1% tahun 2010 menjadi 6,7%. Secara keseluruhan, prevalensi merokok pada laki-laki dan
perempuan
mengalami kenaikan , Peningkatan prevalensi perokok anak dan remaja
ini antara lain terjadi karena paparan dari berbagai media terutama dari
internet, karena di masa sekarang ini hampir semua orang menggunakan internet
sehingga dimanfaatkan oleh industri rokok untuk beriklan dimedia
Secara detail Prevalensi
perokok berasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada bagan berikut :
|
Rokok sendiri
adalah lintingan dari tembakau dan campuran kimia lainnya. Rokok ada beberapa
macam seperti filter, kretek, herbal dan lain sebagainya. Kandungan senyawa
kimia pada rokok pun jumlahnya tak main - main yaitu mencapai ribuan.
Seperti yang dapat dilihat pada gambar, senyawa kimia pada rokok tidak
layak untuk masuk ke dalam tubuh. Bahan - bahannya sering digunakan dalam
pembuatan barang seperti cat, pembersih toilet, insektisida dan lain
sebagainya. Namun ada tiga bahan utama dari rokok yaitu tar, nikotin dan karbon
monoksida. Nikotin adalah zat berbahaya yang menyebabkan kecanduan (adiktif).
Tar adalah zat berbahaya yang menyebabkan kanker. Karbon Monoksida (CO), adalah
salah satu gas beracun yang menurunkan kandungan oksigen didalam darah. Zat
nikotin yang terkandung di dalam satu batang rokok bekerja di otak dengan cara
merangsang pelepasan zat dopamine yang memberi rasa nyaman, dan menyebabkan
rasa ketergantungan.
Selain
membahayakan diri sendiri, rokok juga membahayakan orang di sekitarnya. Orang
yang berada di sekitar perokok aktif dapat disebut sebagai perokok pasif.
Mereka sangat rentan terhadap paparan asap rokok. Para perokok pasif ini
memiliki resiko penyakit lebih tinggi karena menghirup udara dari si perokok.
Lingkungan pun ikut tercemar karena asap rokok termasuk ke dalam polusi. Hal
itu menyebabkan udara bersih tergantikan menjadi asap rokok.
Maka dari itu,
perlu adanya upaya pencegahan atau pengarahan kepada para perokok aktif di
Indonesia. Penelitian sudah sering dilaksanakan oleh beberapa pihak. Pada tahun
2014 Nururrahman melakukan penelitian tentang perilaku perokok dan
penanggulangan. Di dalam jurnalnya dijelaskan bahwa perokok cenderung egois
karena kebiasaanya merokok di sembarang tempat. Ia juga menjelaskan
penanggulangan perokok melalui dua cara yaitu bertahap dan obat - obatan.
Pada jurnal yang
lain menjelaskan bahwa melalui kegiatan ceramah pada perokok aktif cukup berhasil.
Hal itu dibuktikan dengan meningkatnya angka ingin berhenti merokok meskipun
masih ada pandangan negatif terhadap kegiatan tersebut.
Penanggulangan
merokok ditingkatkan melalui poster, pamflet dan media lainnya. Menurut jurnal
Said Usman (2018) upaya tersebut terbilang berhasil. Para responden menjadi
memiliki pengetahuan tentang rokok lebih jauh dan memiliki niat berhenti.
Selain itu, ada juga penelitian mengenai sikap perokok pada peringatan bahaya
merokok di televisi yang dilakukan oleh Meta Juwita Sari, Yanto, Sapta Sari
pada tahun 2019. Hasil penelitianya adalah ada beberapa sikap dari perokok dari
sisi kognisi, konasi dan afeksi.
Dalam menangani
masalah rokok ini pemerintah juga telah mengeluarkan undang - undang seperti UU
No. 32 Tahun 2010 berisi tentang kebijakan publik dilarang merokok di tempat
umum, tempat kerja, tempat proses belajar mengajar, tempat pelayanan kesehatan,
area kegiatan anak-anak, tempat ibadah dan angkutan umum (UU No. 32 Tahun
2010). Dan peraturan yang paling baru adalah PP No. 109 tahun 2012 pasal 17,
tentang gambar peringatan dicantumkan pada bagian atas kemasan sisi lebar
bagian depan dan belakang masing-masing seluas 40% diawali dengan kata
“Peringatan” dengan menggunakan huruf berwarna putih dengan dasar hitam, harus
dicetak dengan jelas dan mencolok, baik sebagian atau seluruhnya. Gambar
peringatan pada bungkus rokok harus dicetak berwarna. Jenis huruf harus
menggunakan huruf Arial Bold dengan ukuran font 10 (sepuluh) atau proporsional
dengan kemasan, tulisan warna putih di atas latar belakang hitam. Gambar dan
tulisan peringatan kesehatan tidak boleh tertutup oleh apapun sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan (PP No. 109 tahun 2012 pasal 17).
Selain itu,
upaya penanggulangan rokok dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam
sayuran dan buah - buahan yang tepat. Misalnya saja lobak. Lobak adalah sayuran
yang bentuknya mirip wortel namun berwarna putih dan terdapat daun berwarna
hijau di atasnya. Lobak memiliki banyak kandungan yang bermanfaat. Dalam 100
gram (gr) sayur lobak, bisa menyumbang sekitar 21 kalori, 0.9 gr protein, 0.1
gr lemak, 4.2 gr karbohidrat, dan 1.4 gr serat. Ada juga kandungan dari
kalsium, fosfor, zat besi, natrium, kalium, tembaga, seng, vitamin B, vitamin
C, hingga vitamin K. Lobak ini dapat membuat kadar nikotin yang ada pada
perokok berkurang sehingga kecanduannya untuk merokok juga akan berkurang.
Pemanfaatannya cukup mudah yaitu diambil sarinya dan diminum tiap hari satu
gelas.
Berbagai upaya
telah dilakukan oleh beberapa pihak. Namun jumlah perokok masih saja terus
berkembang. Maka dari itu, penulis menawarkan solusi kreatif berupa program
"Maantap" yang merupakan gabungan kelebihan dari beberapa kegiatan
yang telah dilakukan untuk mencapai tujuan berkurangnya para perokok.
Program
"Maantap"
Program
"Maantap" adalah suatu rangkaian kegiatan berupa upaya untuk
mengurangi jumlah perokok aktif baik melalui penyuluhan, media dan pemanfaatan
sayuran. "Maantap" adalah singkatan dari Masyarakat Anti Asap
Perokok. Penulis memilih objek pelaksanaan program ini di Dusun Sidomukti, Desa
Kopeng, Kecamatan Getasan, Kab. Semarang. Hal itu disebabkan karena dusun
tersebut menghasilkan lobak yang cukup banyak yaitu 2,5 ton tiap seminggu dua
kali. Penulis ingin memanfaatkan potensi yang ada agar masyarakat merasa bahwa
kebiasaan merokok dapat dihilangkan dengan hal yang mudah ditemukan di
sekitarnya.
Program ini akan
dilaksanakan selama empat minggu. Di dalam empat minggu tersebut akan terbagi
menjadi empat tujuan di tiap minggunya. Kegiatan ini tentunya memerlukan
seluruh warga yang ada bukan hanya perokok aktifnya saja.
Minggu Pertama
Pada minggu
pertama akan diadakan penyuluhan pada seluruh warga desa. Materi yang
disampaikan tidak hanya mengenai bahaya rokok pada diri si perokok saja. Namun
juga terhadap orang yang di sekitarnya dan juga lingkungan. Bahasan yang ada
akan berfokus bahwa rokok lebih banyak memiliki dampak negatif dan tidak
memiliki dampak positif sedikitpun. Metode yang dilakukan berupa door to
door, ceramah dan penayangan cuplikan mengenai bahaya rokok.
Minggu Kedua
Kegiatan
selanjutnya adalah mengajak para perokok aktif untuk memiliki komitmen dan niat
untuk berhenti merokok. Kegiatan berhenti merokok memang sangatlah sulit. Namun
apabila perokok telah memiliki tekad dan niat kuat maka kebiasaan tersebut akan
hilang. Komitmen juga dilakukan kepada warga bukan perokok untuk mengingatkan
agar tidak merokok. Warung di sekitar desa juga perlu diberitau untuk
mengurangi persediaan rokoknya. Di minggu ini diharapkan perokok mengurangi
intensitas merokoknya dan warga desa menyepakati kawasan khusus merokok. Poster
dan juga pamflet disebarkan di penjuru desa agar tiap warga selalu ingat
mengenai bahayanya merokok.
Minggu Ketiga
Mulai di minggu
ini, para perokok aktif diharuskan untuk meminum sari lobak setiap hari. Sari
lobak dapat dengan mudah dibuat sendiri atau diolah menjadi masakan lainnya.
Selain itu, khususnya untuk para remaja akan diajarkan lebih lanjut mengenai
bahaya rokok dan diajarkan membuat ajakan jangan merokok.
Minggu Keempat
Para perokok
aktif terus dipantau untuk mengurangi kebiasaan merokoknya. Kegiatan minum sari
lobak juga terus dilakukan secara rutin agar terbiasa. Diharapkan selama 14
hari perokok aktif rutin meminum sari lobak untuk menghilangkan nikotin dalam
tubuhnya sehingga efek dopamin atau kecanduan akan menghilang.
Setelah kegiatan
selama satu bulan tersebut, program ini akan dievaluasi untuk mengetahui
keberhasilannya. Para warga akan dimintai pendapat dan menanyakan hasil dari
kegiatan ini.
Simpulan
Program
"Maantap" adalah program yang berisi rangkaian kegiatan untuk
mengurangi jumlah perokok aktif menggunakan cara seperti penyuluhan, media dan
penggunaan sayur. Program ini dilaksanakan selama empat minggu dengan pantauan
dan tujuan berbeda di tiap minggu. Pemanfaatan sayuran berupa lobak diharapkan
para warga dapat memanfaatkan hal yang ada di sekitarnya untuk berhenti
merokok. Dengan adanya program ini, diharapkan dapat mengurangi jumlah perokok
aktif dan dapat memanfaatkan potensi yang ada di sekitarnya.
Daftar
Pustaka
Meta Juwita
Sari, Yanto, Sapta Sari.2019.SIKAP PEROKOK AKTIF DALAM MENANGGAPI PERINGATAN
BAHAYA MEROKOK PADA IKLAN ROKOK DI TELEVISI (Studi Masyarakat Desa Talang Jambu
Kecamatan Kerkap Kabupaten Bengkulu Utara).Jurnal Profesional FIS UNIVED.Volume
6:hlm.81-89
Nururrahmah.2014.PENGARUH
ROKOK TERHADAP KESEHATAN DAN PEMBENTUKAN KARAKTER MANUSIA.Prosiding Seminar
Nasional.Volume 01:hlm.77-84
Rusmilawaty.2016.PENGARUH
PENYULUHAN METODE CERAMAH TENTANG BAHAYA ROKOK TERHADAP PERUBAHAN SIKAP PEROKOK
AKTIF.JURNAL VOKASI KESEHATAN.Volume II:hlm.113-118
Said
Usman.2018.PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MEROKOK
KARYAWAN (Studi Kasus Di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda
Aceh).MaKMA.Volume I.hlm 1-12
https://m.klikdokter.com/info-sehat/read/2701322/kandungan-kimia-pada-rokok
https://www.google.co.id/amp/s/amp.kompas.com/lifestyle/read/2011/06/20/02512778/sayur.organik.dari.lereng.merbabu
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/manfaat-lobak-putih-kesehatan/amp/
https://hellosehat.com/hidup-sehat/bahan-bahan-alami-yang-bisa-membantu-berhenti-merokok/amp/
0 Response to " "
Posting Komentar