Selamat Datang Di blog Saya :)


Peran Generasi Mileneal dalam melestarikan Budaya di Daerah Kabupaten Batang melalui kegiatan Cagar Budaya di Hutan Kota Rajawali Batang

                                                                 Diusulkan oleh :


Milatul Khafidho 7211419133 (2019)

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2019


Latar Belakang : Kebudayaan Batang yang tidak banyak Orang tahu

 Indonesia memiliki banyak sekali kebudayaan, tiap-tiap Daerah pasti mempunyai suatu kebudayaan masing-masing namun banyak juga masyarakat yang tidak mengetahui atau tidak terlalu mengenal tentang kebudayaanya masing-masing. Hal ini juga yang menjadi salah satu penyebab kenapa banyak Kebudayaan Indonesia yang akhirnya diakui oleh negara lain karena masyarakat Indonesia sendiri kurang perduli terhadap kebudayaan yang dimilikinya sehingga membuat pihak luar ingin mempelajari kebudayaan kita bahkan akhirnya juga mengakui bahwa Kebudayaan itu adalah miliknya.
Kabupaten Batang merupakan salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah , terletak di jalur Pantura atau sekitar 84 km barat Kota Semarang. Kondisi wilayah Kabupaten Batang merupakan kombinasi antara daerah pantai, dataran rendah dan pegunungan. Sejarah menyebutkan bahwa Kabupaten Batang merupakan kawasan pemukiman kuno yang ditandai dengan Prasasti Sojomerto (akhir abad VII) yang menyebutkan nama Syailendra untuk pertama kalinya . Dengan kondisi seperti ini Kabupaten mempunyai potensi yang sangat besar di bidang pariwisata dan budaya daerah ini mempunyai kebudayaan tersendiri baik dari seni tari nya,makanan nya  atau acara-acara khusus yang tidak ada di daerah lain . Secara lengkap data menngenai kebudayaan yang ada di Kabupaten Batang khususnya Tari Daerah sebagai berikut :
Tari Babalu
Dibawakan oleh penari gadis-gadis cantik yang dirias sebagai prajurit untuk menghibur para penjajah supaya lengah dan disuguhi minuman. Para penari memberikan kode atau simbol yang telah disepakati agar para pejuang dengan mudah menyerang penjajah. Keunikan tari ini adalah pada bentuk pertunjukakn selalu menyembunyikan peluit sebagai tanda awal dan akhir pertunjukan.
Tari tahu Robyong
Merupakan refleksi filosofi kehidupan manusia , bagaimana manusia dalam perjalananya mengalami proses seperti proses pembuatan tahu robyong berupa pencucian, pemanasan, penggilingan, penyaringan, pencetakan dan penangan akhir, sehingga manusia menuju kesempurnaan jiwa dan raga

Tari Simo Gringsingan
Merupakan tari garapan baru yang bersumber pada gerak tradisi kerakyatan yang ada di Kecamatan Gringsing. Berlatar belakang cerita legenda tentang sosok Ki Ageng Gringsing yang memiliki kesaktian salah satunya bisa merubah diri menjadi harimau.
Tari Batik Gringsingan
Tari Yang terilhami dari Batik motif Gringsingan yang merupakan salah satu motif batik khas Batang yang punya filosofi keseimbangan, kemakmuran dan kesuburan.
Pemerintah Kabupaten Batang kini telah mengembangkan beberapa kesenian rakyat dan menurut Wisnu Pratomo, S.Sos, pemerhati sekaligus pelaku kepariwisataan di Kabupaten Batang , saat ini kesenian rakyat itu telah mengalami kemajuan dan memiliki daya tarik bagi wisatawan seperti :
Kesenian Lengger
Kesenian Lengger merupakan kesenian rakyat yang berasal dari Kecamatan Blado berupa sendratari yang menggambarkan cerita antara lain hilangnya Sinta, dan Taman Soko.
Kesenian Kuntulan
Kesenian kuntulan merupakan kesenian yang gerak tarinya merupakan gerak dasar pencak silat. Pemain Kuntulan Umumnya Pria lagu yang mengiringinya biasanya lagu berbahasa Arab yakni Sholawat
Seni Dengklung
Seni Dengklung merupakan kesenian yang dikelompokkan ke dalam musik rakyat bernafaskan Islam dan dimainkan oleh kaum wanita
Di daerah Kabupaten Batang terdapat suatu kegiatan yang cukup menarik untuk mendongkrak sektor pariwisata tradisi yaitu acara “Minggon Jatinan”, Acara ini diadakan setiap hari Minggu dan seperti namanya acara ini di adakan di hutan Jati, ini merupakan salah satu program untuk mendukung Visit to Batang 2022 sebagai surganya Asia untuk back to nature . sensasi mencicipi Kuliner Tradisional di Hutan ,acara ini mengemas tradisi tradisional dimana Kuliner yang dijajakan disini merupakan kuliner tradisional khas Batang yang langka.Kegiatan ini merupakan upaya pemerintah daerah menggeliatkan usaha makanan tradisional yang selama ini sudah punah juga untuk memunculkan inovasi dan kreativitas penyajian makanan tradisional dengan mempertahankan bahan alami.  27 varian jajanan produksi usaha kecil menengah, diantaranya pecel-pecelan, godog-godogan,jamu,kopi,nasi liwet sangit, nasi jagung sampai serabi Kalibeluk.Yang tidak kalah menarik dari acara ini adalah Penjualnya mengenakan pakaian daerah seperti kebaya dan juga sistem pembayaranya menggunakan wingko dimana untuk mendapatkan wingko pembeli harus menukarkan terlebih dahulu uang Rupiah dengan wingko. Satu wingko seharga Dua Ribu Rupiah.
Peran Generasi Mileneal diperlukan dalam hal ini, karena kebudayaan merupakan warisan dari leluhur yang harus kita lestarikan . Untuk melestarikan hal ini perlu dimulai dari pribadi Generasi mileneal sendiri dimana para Generasi Mileneal harus mengetahui kebudayaan apa yang ada di Daerahnya juga mempelajari dan bahkan mensosialisasikan kepada khalayak umum agar Kebudayaan yang telah ada tidak hilang begitu saja karena tidak generasi penerus yang melestarikannya
Berdasarkan permasalahan tersebut , kami menawarkan solusi inovatif berupa program Cabut : Solusi Untuk memperkenalkan Kebudayaan Batang terhadap masyarakatnya sekaligus mengajarkan Kebudayaan Batang kepada Generasi muda untuk melestarikan kebudayaan yang ada di Kabupaten Batang Provinsi Jawa Tengah. Dalam program ini , nantinya kita akan mendirikan suatu komunitas Seni Tujuan dari Komunitas ini adalah untuk mempelajari tentang budaya Batang dimana kita akan belajar bersama-sama mengenai Kebudayaan apa saja yang ada di Kabupaten Batang .Hal ini diharapkan mampu menarik minat generasi muda untuk ikut bergabung dalam komunitas ini sehingga lebih banyak generasi Muda yang mempelajari dan memperkenalkan Kebudayaan Batang.
Selayang pandang konsep Cabut di Hutan Kota Rajawali Kabupaten Batang
Program Cabut adalah suatu kegiatan dimana kita berupaya untuk melestarikan bahkan memperkenalkan Kebudayaan Batang melalui suatu komunitas . Cabut adalah Singkatan dari Cagar Budaya Batang , kami memilih objek pelaksanaan program ini di Kabupaten Batang Hal ini disebabkan karena menurut penulis daerah ini sebenarnya memiliki banyak kebudayaan ,namun tak banyak masyarakat yang paham tentang ini bahkan hanya sedikit dari masyarakat Kabupaten Batang yang mengetahui tentang apa saja kebudayaan yang dimilikinya.
Tujuan dari adanya inovasi program Cabut ini untuk Mempelajari kebudayaan yang dimiliki Kabupaten Batang  kemudian berusaha memperkenalkan Kebudayaan yang dimilikinya . Selain itu, dengan adanya program ini dapat meningkatkan minat para generasi mileneal untuk lebih mengenal tentang Kebudayaan yang dimilikinya kemudian mempelajari dan bahkan akhirnya ikut andil melestarikanya.
Adapun gagasan ini muncul karena kerangka berpikir sebagai berikut :















Gambar 1 Kerangka Berpikir Program Cabut
Sumber ilustrasi penulis

 Setiap jumat sore kita berkumpul disuatu tempat untuk mempelajari dan berlatih Kebudayaan Batang dimana nantinya tiap hari minggu kita akan tampil di Hutan Kota Rajawali Batang karena akan banyak pengunjung disana sehingga akan memudahkan kami untuk memperlihatkan tentang apa saja kebudayaan Batang, Konsep Acara Minggon Jatinan yang juga bernuansa tradisional sesuai dengan program kami.

Simpulan
Program Cabut adalah suatu program yang mengusung tema budaya dimana tujuan program ini yaitu melestarikan Kebudayakan yang ada di Kabupaten Batang kemudian dan mengenalkanya ke khalayak umum. Program ini dilaksanakan setiap Hari minggu di Hotan Kota Rajawali dimana tiap jumat sore kita telah mempersiapkan tentang apa saja yang akan kita tampilkan atau kenalkan ke masyarakat.

0 Response to " "

Posting Komentar